Minggu, 31 Oktober 2010

Analisis Pengaruh Bencana Alam terhadap Tingkat Inflasi


Secara umum, inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya pengaruh suatu bencana alam terhadap tingkat inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Berikut hasil analisis pengaruh bencana alam terhadap tingkat inflasi yang juga mempengaruhi perekonomian suatu Negara, sebagai berikut :


  • Pendapatan

Pendapatan akan berkurang dikarenakan harus mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya perbaikan sehingga uang beredar pun bertambah banyak dan terjadilah inflasi. Hal tersebut didukung juga dengan tingkat suku bunga yang akan turun serta keinginan untuk menabung akan berkurang selain dikarenakan tingkat suku bungan juga dikarenakan tidak tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung untuk melakukan menabung uang untuk meredam inflasi, karena kerusakan gedung, hilangnya database serta yang lainnya.


  • Efisiensi

Bencana alam dapat mengubah pola alokasi factor produksi. Perubahan harga barang konsumsi dan harga barang factor produksi akan mengubah pemakaian barang tersebut pada kegiatan produksi dan konsumsi yang lebih efisien.


  • Output

Bencana alam bisa dibarengi dengan kenaikan output, apabila kenaikan harga barang-barang mendahului kenaikan biaya produksi sehingga menyebabkan keuntungan produsen dalam jangka pendek, Namun lebih banyak bencana alam menurunkan Inflasi sehingga menurunkan output apabila laju inflasi cukup tinggi menyebabkan daya beli menurun dan mengurangi daya serap output produksi


  • Redistribusi Pendapatan

Apabila harga harga naik dikarenakan permintaan suatu barang yang dibutuhkan pada saat terjadi bencana, maka daya beli masyarakat akan menurun, namun ada sekelompok masyarakat yang mampu menaikkan daya belinya akibat kenaikan barang tersebut


  • Lapangan Pekerjaan

Rusaknya daerah tersebut mendorong para usahawan dan perusahaan untuk menghentikan produksinya sehingga masyarakat banyak yang kehilangan pekerjaan. Masyakarat tidak bekerja sehingga masyarakat tidak mendapatkan penghasilan dan daya beli nya rendah sehingga tercipta inflasi dan sangat mempengaruhi perekonomian global suatu Negara.


  • Bagi Perekonomian Indonesia

§ Investasi berkurang

§ Mendorong tingkat bunga

§ Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan

§ Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi masa yang akan datang

§ Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang

§ Menimbulkan defisit neraca pembayaran

§ Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat

Sekian nich info nya, semoga dapat membantu dan always stay tuned at "a Little noTe From samZLee" see ya guys ^^

posted by @samzlee

INFLATION

Menurut Maksum dan earlyanti (2004) Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus menerus. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflsi juga di gunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Secara umum menurut Bank Indonesia penyebabnya inflasi terbagi ke dalam 3 macam, yakni: Pertama, tarikan permintaan (demand-pull inflation). Inflasi ini timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian. Kedua, dorongan biaya (cosh-push inflation). Inflasi ini timbul karena adanya depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.

(www.gunadarma.ac.id/library/articles/postgraduate/.../Artikel_91207076.pdf)

Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti :

  • Indeks Harga Konsumen (IHK) à menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas dasar survei bulanan di 45 kota, di pasar tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis barang/jasa di setiap kota dan secara keseluruhan terdiri dari 742 komoditas.
  • Indeks Perdagangan Besar à merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah
  • GDP Deflator à mencakup jumlah barang dan jasa yang masuk dalah perhitungan GNP diperoleh dengan membagi GDP nominal ( atas dasar harga berlaku ) dengan GDP Riel ( atas daasar harga konstan/tahun dasar ) Penggunaan Indeks yang bervariasi itu dikarenakan arti penting masing masing barang tersebut bagi tiap kelompok masyarakat tidak sama

-JENIS-JENIS INFLASI-

Menurut Ukuran parah tidak nya inflasi maka inflasi dibagi sebagai berikut :

· Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)

· Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)

· Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun), dan

· Inflasi tak terkendali (di atas 100% setahun)

Di Indonesia Pernah Terjadi Inflasi diatas 500 % pada tahun 1966, pada masa sekarang pemerintah menargetkan Inflasi di bawah 10 %, namun dampak inflasi bagi masyarakat tidak semata mata ditentukan tinggi nya tingkat inflasi, namun juga kelompok barang yang mengalami inflasi. Jika inflasi disebabkan oleh kelompok barang kebutuhan pokok, maka akan berpengaruh besar pada masyarakat, sebaliknya jika hanya barang mewah yg mengalami kenaikan, maka hanya berpengaruh pada sekelompok kecil masyarakat

Menurut penyebabnya inflasi dibedakan sebagi berikut :

  • Demand Pull Inflation
  • Cost Pull Inflation
  • Supply Pull Inflation

Berdasarkan asal timbulnya inflasi

  • Inflasi berasal dari dalam negeri, misalnya sebagai akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
  • Inflasi yang berasal dari luar negeri, yaitu inflasi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga

Jika terjadi kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu secara kontinu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation) dan apabila kenaikan harga terjadi secara keseluruhan disebut inflasi terbuka (Open Inflation), sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya dan setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).

Berdasarkan Fundamentalitas penyebab Inflasi

  • Inflasi Inti Yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti: Interaksi permintaan-penawaran, Lingkungan eksternal seperti nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang dan Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen
  • Inflasi non Inti Yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Seperti terdiri dari :Inflasi Volatile Food. ( Inflasi yang dipengaruhi shocks dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, gangguan penyakit.) dan Inflasi Administered Prices (Inflasi yang dipengaruhi shocks berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM, tarif listrik, tarif angkutan, dll)
sekian dulu "a Little noTe From samZLee" nanti klo ada info lagi bakal langsung di update tanpa keraguan dan jelas !! ^^

posted by @samzLee

Jumat, 29 Oktober 2010

FINANCIAL MARKET

Ø Financial Markets and Intermediaries

Keberadaan Bank saat ini tentunya memiliki sejarah yang panjang dan lama. Dimulai dengan adanya orang yang memiliki kelebihan dana dan orang yang kekurangan dana, sehingga orang yang kekurangan dana meminjam kepada yang kelebihan dana tetapi hal tersebut bisa terjadi bila antara kedua pihak saling mengenal. Karena kesulitan ini lah tergagas untuk membuat lembaga keuangan yang sekarang kita sebut BANK. Pada lembaga kuangan (BANK) pihak yang kelebihan dana menabungkan uangnya kepada BANK dan pihak yang kekurangan dana dapat meminjam kepada BANK tanpa kedua pihak tersebut saling mengenal. Pada pihak yang menabungkan dananya mendapatkan bunga (interest/i) dari BANK sedangkan pihak yang meminjam uang wajib membayar bunga kepada BANK. Sehingga bunga yang didapat dari pihak yang meminjam akan disalurkan untuk membayar bunga kepada pihak yang menabung pada BANK tersebut. Tetapi pada perekonomian modern seperti sekarang muncul juga lembaga Financial Intermediaries selain Bank yaitu Pasar Modal yang menjual saham dan oblogasi.

Ø Saving and Investment

Saving dan investment didasarkan pada rumus Y = C + I + G + (X-M). Pada saving and investment terdapat 2 jenis yaitu Private Saving dan Public Saving. Private saving adalah kegiatan menyimpan dimana pendapatan yang diperoleh oleh seseorang dikurangi oleh pajak dan konsumsi seseorang atau pendapatan rumah tangga tersebut sehingga dapat diperoleh rumusan à Private saving = (Y – T – C). Public saving adalah jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah kemudian dikurangi oleh konsumsi pemerintah sehingga dapat diperoleh rumusan à Public saving = (T – G). Sedangkan Y – C – G = I = S bisa diambil kesimpulan bahwa besarnya investasi (I) akan menjadi hal yang baik bila sama besar nya dengan saving (S).

Ø Market for Loanable Funds

Pasar uang mengatur peredaran perekonomian dalam hal saving and investment. Dana yang tersedia untuk bisa dipinjamkan berasal dari pihak yang memiliki kelebihan dana yang memang pihak tersebut ingin meminjamkannya. Permintaan dana untuk dipinjam berasal dari pihak yang membutuhkan dana untuk di investasikan dengan harapan dapat menghasilkan pendapatn yang banyak. Permintaan dan Penawaran terhadap dana ini sangat terpengaruh dari tingkat bunga pada bank. Bila tingkat bunga tinggi maka keinginan orang untuk meminjam dana untuk investasi akan berkurang karena mereka akan lebih merasa aman untuk mendapatkan pendapatan, bila tingkat bunga rendah maka pihak akan menarik uang mereka dari bank untuk melakukan investasi sehingga permintaan terhadap dana pinjaman akan meningkat. Besarnya dana yang dapat dikeluarkan Bank untuk memberikan pinjaman maksimal 110 % hal tersebut berdasarkan rumusan sebagai berikut :

LDR (Loan to Deposit Loan) = L / D + M x 100 %

Ket : L (Loan) , D (besarnya deposit) , M (modal)

Ø Government policies that affect the economy’s savings and investment

Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi saving and investment yaitu :

  • Pajak dan saving
  • Pajak dan investasi
  • Anggaran pemerintah baik anggaran surplus atau deficit

Pajak saat menabung akan memberikan efek malasnya masyarakat untuk menabung tetapi ketika pajak saat menabung turun maka masyarakat akan mempunyai keinginan untuk menabung sehingga akan memberikan effek juga kepada ketersedian dana yang dapat dipinjam oleh masyarakat untuk investasi. Bila anggaran pemerintah menggunakan anggaran surplus hal tersebut akan menaikkan cadangan dana untuk dipinjamkan, menurunkan tingkat bunga, dan menaikkan keinginan untuk berinvestasi dan akan terjadi hal sebaliknya jika pemerintah menggunakan anggaran deficit.


Sekian nich info nya, semoga dapat membantu dan always stay tuned at "a Little noTe From samZLee" see ya guys ^^


Posted by @samzlee

Kamis, 28 Oktober 2010

Analisis Journal


"Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index"


Makaryanawati
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Misbachul Ulum
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang



Tema / Topik

Saham Jakarta Islamic Index (JII)

Judul

“Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas suatu Perusahaan terhadap Resiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index”

Latar Belakang

Berkembangnya saham syariah akhir-akhir ini yang dapat dijadikan sebuah sarana untuk mengakomodir dana dari para investor khususnya investor musim, karena saham syariah jauh dari usaha yang tergolong haram menurut islam.

Tujuan

  • Meneliti tentang risiko investasi pada saham-saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII).
  • Untuk mengatahui pengaruh tingkat bunga yang berdampak pada tingkat likuiditas suatu perusahaan

Metode Penelitian

  • Data

Data kuantitatif yang bersifat data sekunder yang diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Bank Indonesia dan website mengenai pasar modal.

  • Variable

Penggunaan tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas yang diduga berpengaruh terhadap risiko investasi.

  • Tahapan Penelitian

1. Sampling, dengan menggunakan saham yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) dengan syarat :

      • Saham perusahaan yang terpilih masuk JII selama periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 secara berturut-turut
      • Perusahaan emiten menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2004-2007

2. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda.

  • Model Penelitian

Menggunakan model matematis : Y = a+bx

= a + b1x1 + b2x2 + e

RI = a + b1TSB + b2LP + e



Hasil dan Analisis

  • Pengaruh tingkat suku bunga terhadap resiko investasi

Setelah dilakukan uji t dimana sig/significance untuk tingkat suku bunga adalah 0,010 atau probabilitas dibawah 0,025. Maka tingkat suku bunga benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap risiko investasi. Kemudian koefisien regresi X sebesar (-1,277) menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% tingkat suku bunga akan menurunkan risiko investasi sebesar 1,277.

  • Pengaruh tingkat likuiditas perusahaan terhadap risiko investasi

Setelah dilakukan uji t dimana sig/significance untuk tingkat suku bunga adalah 0,092 atau probabilitas dibawah 0,025. Maka tingkat likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap risiko investasi. Kemudian koefisien regresi X sebesar 0,010 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% likuiditas suatu perusahaan maka akan meningkatkan risiko investasi sebesar 0,010.

Kesimpulan

Arah pengaruh tingkat suku bunga SBI adalah konsisten yang ditunjukkan dengan jika tingkat suku bunga tinggi maka akan mengakibatkan harga saham turun dan risiko investasi menjadi turun. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga rendah maka akan mengakibatkan saham naik dan risiko investasi meningkat. Sedangkan, Tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh rasio lancar dan tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi.

Sekian nich info nya, semoga dapat membantu dan always stay tuned at "a Little noTe From samZLee" see ya guys ^^


Posted by @samzlee ^^