Kamis, 25 Februari 2010

Filosofi supri taksi

ini merupakan filosofi yang bagus sebagai bahan refleksi diri yang saya dapatkan dari teman saya ...

Suatu hari, seorang supir taksi mengantar penumpang ke airport. Taksi meluncur dengan kecepatan normal di jalur yang tepat. Tiba-tiba sebuah mobil sedan keluar dari persimpangan dan hampir menabrak taksi.
Supir taksi dengan sigap menginjak rem. Sedan terhenti hanya beberapa inci dari mobil sedan. Pengemudi sedan menjulurkan kepala dari jendela mobil dan membentak supir taksi dengan suara keras. Supir taksi hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke supir sedan dengan sikap ramah.
"Sedan itu hampir saja menabrak mobil kita. Mungkin bisa membuat kita berada di rumah sakit. Mengapa Anda masih ramah kepadanya?" tanya penumpang.
Di luar dugaan, supir taksi menjawab,
"Banyak orang yang seperti truk sampah. Mereka ke mana-mana dengan penuh sampah, penuh frustasi, penuh kemarahan, dan penuh kekecewaan. Ketika sampah makin menumpuk, mereka perlu tempat untuk menumpahkannya. Kadang, mereka menumpahkannya kepada kita. Jadi, jangan masukkan ke hati. Senyum saja, lambaikan tangan, doakan yang terbaik dan jalan. Jangan terima sampahnya dan menyebarkannya kepada orang lain di tempat kerja, di kampus, di rumah atau-atau di jalan-jalan."

*MORAL cerita..:
^^ Orang sukses tidak membiarkan truk sampah mencemari dan merusak harinya.
^^ Hidup terlalu singkat untuk bangun di pagi hari dengan penyesalan. Jadi, cintai orang yang memperlakukan Anda secara baik. Doakan yang memberikan oerlakuan buruk.
^^ Dalam hidup ini bisa terjadi apa saja. Yang paling menentukan adalah, bagaimana cara kita menghadapinya..

sumber nya : Yuyun Rosida

di Pos Kan oleh :
Samuel David Lee
21209554 - 1 EB 02

* me And Yuyun Rosida

Rabu, 24 Februari 2010

Kasus Century Kesalahan Fatal BI

DPR menuding kasus PT Bank Century Tbk (BCIC) timbul karena kesalahan fatal dari Bank Indonesia (BI). Pasalnya terjadi pelanggaran Letter of Commitment (LoC) yang dibuat antara BI dengan pemimpin Bank Century Robert Tantular. Sikap BI dinilai telah membiarkan dan tidak melakukan tindakan hukum apapun.

"Saat ini perlu dibahas adalah posisi BI. Saat itu tidak mengambil tindakan tegas terhadap Bank Century. Dahulu saat Darmin Nasution belum masuk, mana ada deputi gubernur BI yang mengambil tindakan terhadap kasus ini, mereka hanya diam saja karena tidak tegas," ujar Anggota Komisi XI DPR Yunus Yosfiah, dalam forum tanya jawab saat rapat membahas kasus Bank Century, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/8/2009).

Berdasarkan LoC, Robert bersama pemegang saham lainnya berjanji untuk membayar surat berharga yang jatuh tempo dan menambah modal bank atau mencari investor baru untuk menyelesaikan permasalahan, Bank Century, paling lambat 31 Maret 2009.

BI yang menyetujui bahwa surat-surat berharga Bank Century senilai USD203,4 juta dialihkan dari Indonesia keluar negeri. Karena mengetahui surat berharga itu bermasalah, BI pun meminta kepada dua nasabah dan pemegang saham Bank Century yaitu Rafat Ali Rizvi dan Hesam Alwarraq. Kemudian, BI meminta mengembalikannya ke dalam negeri.

Kesimpulan ini didapat dari hasil pembelaan atau pledoi dari mantan komisaris bank Century Robert Tantular, yang dijabarkan dalam forum ini. Selain itu DPR juga mempertanyakan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani terhadap efek sistemik yang selama ini selalu dielu-elukan olehnya.

"Dahulu kita pernah sampai malam membahas tentang Bank Indover dan Ibu Guru Besar kita (Sri Mulyani) menjelaskan efek sistemiknya terhadap perbankan nasional, tapi nyatanya tidak. Kok ujug-ujugnya dibawa ke DPR dan dikucuri aliran dana besar sampai Rp6,7 triliun. Pertanyaannya ada apa ini? Apa ada nasabah besar di dalamnya? Sistemiknya seperti apa?" ungkapnya. (nrm) (ade)

dikutip dari :
http://economy.okezone.com/read/2009/08/27/20/252044/20/kasus-century-kesalahan-fatal-bi

di Pos Kan oleh :
Samuel David Lee
21209554 - 1 EB 02

Kasus Century dan Marketing Politik

PENANGANAN kasus Bank Century oleh Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPR semakin menarik untuk dicermati. Di balik diskusi-diskusi teknis perbankan dan keuangan, tersirat pesan politik yang sangat kental.

Terlebih setiap rapat bersifat terbuka dan disiarkan langsung oleh media televisi. Liputan sejumlah media cetak juga membuat pembahasan rapat menjadi sorotan publik. Semakin luas masyarakat (pemilih) dapat melihat performa politisi, rapat-rapat di Pansus merupakan investasi politik.

Dinamika Pansus merupakan aktivitas marketing politik, tidak hanya bagi politisi, melainkan juga bagi partai politik menghadapi sejumlah pilkada dan Pemilu 2014. Sejumlah penelitian ilmiah dalam marketing politik mengedepankan peran penting permanent campaign dibandingkan hanya dengan electoral campaign.

Kampanye permanen atau yang lebih dikenal sebagai kampanye politik merupakan investasi politik jangka panjang. Politisi berusaha untuk menegaskan political positioning di antara pesaingnya. Positioning yang dilakukan akan dapat memudahkan proses pembedaan (differentiation) sekaligus diharapkan meningkatkan apresiasi dan dukungan (calon) pemilih terhadap seorang politikus dan/atau partai politik.

Menggunakan skema ini untuk menganalisis dinamika Pansus Angket Bank Century, maka proses yang terjadi di setiap tahapan merupakan panggung politik bagi politisi dan partai politik. Tidaklah mengherankan apabila tiap anggota Pansus berusaha menjadi yang “terbaik” untuk dapat “terlihat” secara politis di mata pemilih.

Begitu juga dengan tiap-tiap fraksi berusaha untuk menjadi “pengawal” kerja Pansus. Kinerja dan keberhasilan Pansus menjadi “taruhan politik” dan berisiko tinggi apabila selama proses dan outputnya dianggap kurang memuaskan. Persaingan menjadi kata kunci untuk memahami dinamika politik seputar Pansus. Persaingan dalam kampanye permanen bersifat pembangunan citra politik (political image building).

Strategi ini bersifat laten dan perlu dilakukan terus-menerus sehingga konsistensi menjadi kata kunci. Pemilu 2009 baru saja dilewati dan kampanye permanen baru saja di-launching. Dalam sistem persaingan politik yang semakin terbuka, setiap persoalan nasional dapat menjadi peluang kampanye jangka panjang bagi para politikus dan partai politik. Pembangunan citra membutuhkan “kasus” dan keberpihakan politik.

Tidaklah mengherankan apabila ajang memperebutkan pengaruh politik terjadi dalam setiap kasus yang akan diangkat melalui Pansus DPR. Lantas bagaimana dengan lobi-lobi politik? Penyelesaian ini merupakan mekanisme yang ampuh selama periode Orde Baru. Namun di era keterbukaan politik pasca-Reformasi, masyarakat berkeinginan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik strategis.

Termasuk juga di lembaga legislatif, baik di tingkat pusat maupun daerah. Penyelesaian Pansus Bank Century melalui lobi-lobi politik menjadi semakin sulit dilakukan di saat masyarakat menginginkan transparansi proses politik. Terlebih pandangan awal tiap fraksi sudah disampaikan sehingga sulit untuk bisa berbeda drastis dalam pandangan akhir. Perang imej terjadi secara terbuka antara kekuatan politik yang menentukan arah hasil Pansus.

Partai Golkar menempatkan isu reshuffle kabinet dan kasus tunggakan pajak sebagai usaha negosiasi dan lobi politik. Namun tentu hal ini akan berisiko tinggi apabila Partai Golkar pada akhirnya mengambil sikap yang bertolak belakang dari pandangan awal yang telah disampaikan. Apabila Golkar berubah drastis, hal tersebut dapat menjadi blunder politik. Masyarakat (pemilih) akan mengartikan hal tersebut sebagai bentuk inkonsistensi Partai Golkar dan tentu akan membahayakan konstruksi kampanye permanen Golkar untuk 2014.

Pembelajaran menarik dari kasus Bank Century adalah akuntabilitas pengambil keputusan publik yang bersifat strategis. Pemerintah perlu menyampaikan argumen-argumen tentang mengapa dan kenapa sebuah keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak diputuskan. Tidak hanya sebagai bentuk pertanggungjawaban publik, melainkan juga menghindari gugat menggugat di kemudian hari.

Andaikan pada November 2008 pihak yang mengambil keputusan untuk bailout dan/atau penyertaan modal sementara (PMS) menjelaskan kepada publik mengapa, bagaimana, dan hasil yang diinginkan disampaikan secara transparan, kasus Bank Century tidak akan terjadi. Tentu, bagi politisi dan partai politik, kasus Bank Century memberikan peluang sekaligus ancaman bagi pembangunan citra positif mereka di mata pemilih.

Berharap bahwa Bank Century adalah kasus terakhir yang “terpolitisasi” akan sangat tergantung pada penerapan good governance dan transparansi pengambil kebijakan. Terlebih lagi di tengah-tengah biaya marketing politik yang sedemikian mahal, akses ke sumber-sumber pembiayaan politik dapat menjadi faktor penentu (determinant factor) bagi kemenangan pemilu dan pilkada.

Ketidaktransparanan para pengambil kebijakan dapat dengan mudah diartikan sebagai sebuah bentuk kolusi dan menjadi rumor politik tentang sumber pembiayaan politik. Medan pertempuran politik yang begitu intens seputar Pansus Bank Century jangan juga menciptakan disinsentif bagi pengambil kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Bagaimanapun pembangunan ekonomi nasional perlu diletakkan pada koridor persaingan global.

Oleh karena itu, kita semua membutuhkan birokrat-birokrat yang inovatif, tapi dalam koridor ketentuan yang berlaku. Menjadikan momentum politik dalam Pansus Bank Century sebagai pembangunan citra politik adalah sebuah kewajaran politik, tetapi tetap menjaga para pengambil keputusan publik merasa “aman” dan “terlindungi” adalah agenda yang perlu diselesaikan di kemudian hari. Dengan demikian, dinamika politik tidak menciptakan “trauma” bagi para pengambil kebijakan.(*)

FIRMANZAH, PHD
Dekan Fakultas Ekonomi UI

sumber berita :
http://suar.okezone.com/read/2010/02/17/58/304387/kasus-century-dan-marketing-politik

di Pos Kan oleh :
Samuel David Lee
21209554 - 1 EB 02

Kondisi Politik Ganggu Ekonomi

Kondisi politik dan kesemrawutan hukum di dalam negeri dikhawatirkan dapat mengganggu Indonesia dalam meraih peluang pemulihan ekonomi dunia yang saat ini tengah berlangsung.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara di Asia yang mampu menjaga tren pertumbuhan yang positif saat terjadinya krisis.

Negara-negara tetangga seperti malaysia dan Thailand justru mengalami kondisi yang sebaliknya. Selain Indonesia, hanya China dan India yang bisa menjaga pertumbuhan positif selama krisis. Dengan modal infrastruktur dan kucuran investasi cukup besar, kedua negara tersebut diyakini mampu memanfaatkan modal pertumbuhan ekonomi masingmasing.

"Kita ini yang paling lemah, terakhir saja pertumbuhan masih menunjukkan penurunan. Meski kita kerja lebih keras dari mereka, tapi karena kita ini banyak disibukkan soal-soal politik, habis waktu kita untuk membangun ekonomi," ujar Sofjan seusai mengikuti rapat pimpinan nasional Kadin Indonesia di Jakarta kemarin.

Sofjan lebih lanjut mengatakan, target pertumbuhan ekonomi 5 - 5,5 persen pada tahun depan masih bisa dicapai. Namun dia ragu jika perekonomian bisa tumbuh di atas angka itu. Menurut dia, Indonesia masih dibelit persoalan infrastruktur dan ketersediaan energi, terutama listrik. "Prediksi kami, kalau perekonomian tumbuh 5?5,5 persen itu bisa kita capai. Lebih dari itu enggak bisa. Kecuali ada percepatan infrastruktur, listrik, bukan ngomongsaja," paparnya.

Chief Economist dan Group Head of Global Research Standard Chartered Bank Gerard Lyons mengatakan, Indonesia bersama China dan India akan berada di lini depan dalam proses pemulihan ekonomi Asia dan Dunia. Menurutnya, ini dimungkinkan karena ketiga negara memiliki modal ekonomi berupa basis permintaan domestik yang cukup kuat. China dan India, misalnya, diperkirakan tumbuh 10,0 persen dan 7,5 persen pada 2010, naik dari 8,5 persen dan 6,8 persen dari tahun ini. Indonesia diproyeksikan tumbuh 5?5,5 persen, tertinggi ketiga di Asia.

"Posisinya tergantung dari interaksi antara fundamental ekonomi, kebijakan, dan kepercayaan diri. Bahkan, ekonomi dengan fundamental yang lebih kuat seperti China dan India dapat mengalami pemulihan yang juga lebih kuat selama tahun depan nanti," ujarnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Aviliani mengatakan, tahun depan adalah saat yang terbaik untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Pada 2010, pertumbuhan bisa mencapai 4-5,5 persen. Masih terbaik dibandingkan negara lain yang belum akan membaik secepat itu," katanya.

Aviliani mengungkapkan, kesempatan yang baik ini harus dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan."Kalau tidak dimanfaatkan, momennya akan lepas dan pertumbuhan ekonomi akan terus menurun," ujarnya.

Dia mengusulkan beberapa perbaikan, baik di sektor moneter maupun riil yang harus diupayakan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,5%. Di sektor moneter, dia menambahkan, dana masyarakat masih sangat mahal karena likuiditas belum merata. "Hanya 14 bank yang likuiditasnya besar. Karena itu Undang-Undang Jaringan Pengaman Sistem Keuangan harus segera terlaksana awal tahun 2010," kata Aviliani.

Konsolidasi perbankan juga perlu dilakukan untuk menekan persaingan perbankan yang hanya terjadi di bank besar.Sementara di sektor riil, terutama investasi, perlu ada reformasi birokrasi. "Birokrasi harus diberikan dalam satu instansi,sudah masuk program 100 hari. Kluster industri yang sudah dicanangkan Kadin harus segera dicanangkan," ujarnya. (zaenal muttaqin/sandra karina)(Koran SI/Koran SI/rhs)

dikutip dari :
http://economy.okezone.com/read/2009/12/04/320/281619/320/kondisi-politik-ganggu-ekonomi

di Pos Kan oleh :
Samuel David Lee
21209554 - 1EB02

aPa si SOSIOLOGI itu ???

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.

Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comtetahun 1842. Sehingga Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Selanjutnya Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology pada tahun 1876. Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.
Potret Auguste Comte.

Sejak awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya peradaban dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.

Dalam buku itu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.

Tiga tahapan itu adalah :

1. Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
2. Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
3. Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.

Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.oe

Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.

* Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.

* Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.

* Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri
fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.

* Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.

Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli.

* Pitirim Sorokin

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.

* Roucek dan Warren

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

* William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

* J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

* Max Weber

Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

* Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

* Paul B. Horton

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

* Soejono Soekanto

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

* William Kornblum

Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

* Allan Jhonson

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.

Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
“ Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum ”

* Fakta sosial

Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

* Tindakan sosial

Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.

* Khayalan sosiologis

Khayalan sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya.
Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah trouble. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

* Realitas sosial

Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
[sunting] Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan

Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.

Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangasawan dan kaum Rohaniawan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas

Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.

Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :

* Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.

* Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.

* Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.

di Pos Kan oleh :
Samuel David Lee
21209554 - 1 EB 02

Selasa, 23 Februari 2010

dI saaT daKu Tua ... ... ^^

" Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku. Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu, Daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur. Didalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu "

> Disaat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu ...
>> Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku

> Disaat daku menumpahkan kuah sayuran di bajuku, disaat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu ...
>> Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya

> Disaat saya dengan pikunnya mengulan terus menerus ucapan yang membosankan mu ...
>> Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku, Dimasa kecilmu, Daku harus mengulang dan mengulan terus sebuah cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi

> Disaat saya membutuhkanmu untuk memandikanku ...
>> Janganlah menyalahkanku, Ingatkah dimasa kecilmu, bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi???

> Disaat saya kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern ...
>> Janganlah menertawaiku, Renungkanlah bagaimana daku dengan sabarnya menjawab setiap "MENGAPA" yang engkau ajukan disaat itu

> Disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan ...
>> Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku, Bagaikan dimasa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan

> Disaat daku melupakan topik pembicaraan kita ...
>> Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya, Sebenernya, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku, asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia

> Disaat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih ...
>> Maklumilah diriku, dukunglah daku bagaikan daku terhadapmu disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan


"dan AKU pun akan selalu mencoba menjadi anak yang baik, penolong yang setia, anak yang selalu bersabar, anak yang menjadi pendengar yang baik, dan selalu DO MY BEST FOR YOU MY LOVELY PARENTS .. MY LOVELY DAD and MY LOVELY MOMZ .. and always pray for me so I can be your good BOY for you MY LOVELY PARENTS"

PosTed by :
Samuel David Lee 'samZLee'
21209554 - 1 EB 02

Senin, 22 Februari 2010

SOSIALISASI POLITIK dan AGEN SOSIALISASI POLITIK

Sosialisasi Politik

Michael Rush dan Phillip Althoff merupakan dua orang yang memperkenalkan teori sosialisasi politik melalui buku mereka Pengantar Sosiologi Politik. Dalam buku tersebut, Rush dan Althoff menerbitkan terminologi baru dalam menganalisis perilaku politik tingkat individu yaitu sosialisasi politik.

Sosialisasi politik adalah proses oleh pengaruh mana seorang individu bisa mengenali sistem politik yang kemudian menentukan persepsi serta reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sistem politik dapat saja berupa input politik, output politik, maupun orang-orang yang menjalankan pemerintahan. Fungsi sosialisasi menurut Rush dan Althoff adalah :
1. Melatih Individu
2. Memelihara Sistem Politik

Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di dalam sebuah sistem politik. Misalnya di Indonesia menganut ideologi negara yaitu Pancasila. Oleh sebab itu sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi diberlakukan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Ini merupakan proses pelatihan yang dilakukan negara terhadap warga negaranya. Pelatihan ini memungkinkan individu untuk menerima atau melakukan suatu penolakan atas tindakan pemerintah, mematuhi hukum, melibatkan diri dalam politik, ataupun memilih dalam pemilihan umum.

Selain itu, sosialisasi politik juga bertujuan untuk memelihara sistem politik dan pemerintahan yang resmi. Apa jadinya suatu negara atau bangsa jika warga negaranya tidak tahu warna bendera sendiri, lagu kebangsaan sendiri, bahasa sendiri, ataupun pemerintah yang tengah memerintahnya sendiri ? Mereka akan menjadi warga negara tanpa identitas, tentunya.

Dalam melakukan kegiatan sosialisasi politik, Rush dan Althoff menyuratkan terdapat 3 cara, yaitu :
1. Imitasi
2. Instruksi
3. Motivasi
Imitasi. Melalui imitasi, seorang individu meniru terhadap tingkah laku individu lainnya. Misalnya, Gus Dur adalah anak dari K.H. Wahid Hasyim dan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy’ari. Gus Dur sejak kecil akrab dengan lingkungan pesantren dan budaya politik Nahdlatul Ulama, termasuk dengan kiai-kiainya. Budaya tersebut mempengaruhi tindakan-tindakan politiknya yang cenderung bercorak Islam moderat seperti yang ditampakan oleh organisasi Nahdlatul Ulama secara umum.

Instruksi. Cara melakukan sosialisasi politik yang kedua adalah instruksi. Gaya ini banyak berkembang di lingkungan militer ataupun organisasi lain yang terstruktur secara rapi melalui rantai komando. Melalui instruksi, seorang individu diberitahu oleh orang lain mengenai posisinya di dalam sistem politik, apa yang harus mereka lakukan, bagaimana, dan untuk apa. Cara instruksi ini juga terjadi di sekolah-sekolah, dalam mana guru mengajarkan siswa tentang sistem politik dan budaya politik yang ada di negara mereka.

Motivasi. Cara melakukan sosialisasi politik yang terakhir adalah motivasi. Melalui cara ini, individu langsung belajar dari pengalaman, membandingkan pendapat dan tingkah sendiri dengan tingkah orang lain. Dapat saja seorang individu yang besar dari keluarga yang beragama secara puritan, ketika besar ia bergabung dengan kelompok-kelompok politik yang lebih bercorak sekular. Misalnya ini terjadi di dalam tokoh Tan Malaka. Tokoh politik Indonesia asal Minangkabau ini ketika kecil dibesarkan di dalam lingkungan Islam pesantren, tetapi ketika besar ia merantau dan menimba aneka ilmu dan akhirnya bergabung dengan komintern. Meskipun menjadi anggota dari organisasi komunis internasional, yang tentu saja bercorak sekular, ia tetap tidak setuju dengan pendapat komintern yang menilai gerapak pan islamisme sebagai musuh. Namun, tetap saja tokoh Tan Malaka ini menempuh cara sosialisasi politik yang bercorak motivasi.

Agen Sosialisasi Politik

Dalam kegiatan sosialisasi politik dikenal yang namanya agen. Agen inilah yang melakukan kegiatan memberi pengaruh kepada individu. Rush dan Althoff menggariskan terdapatnya 5 agen sosialisasi politik yang umum diketahui, yaitu :
1.keluarga
2.sekolah
3.peer groups
4.media massa
5.pemerintah
6.partai politik

Keluarga. Keluarga merupakan primary group dan agen sosialisasi utama yang membentuk karakter politik individu oleh sebab mereka adalah lembaga sosial yang paling dekat. Peran ayah, ibu, saudara, memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap pandangan politik satu individu. Tokoh Sukarno misalnya, memperoleh nilai-nilai penentangan terhadap Belanda melalui ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunya, yang merupakan keluarga bangsawan Bali menceritakan kepahlawanan raja-raja Bali dalam menentang Belanda di saat mereka tengah berbicara. Cerita-cerita tersebut menumbuhkan kesadaran dan semangat Sukarno untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsanya yang terjajah oleh Belanda.

Sekolah. Selain keluarga, sekolah juga menempati posisi penting sebagai agen sosialisasi politik. Sekolah merupakan secondary group. Kebanyakan dari kita mengetahui lagu kebangsaan, dasar negara, pemerintah yang ada, dari sekolah. Oleh sebab itu, sistem pendidikan nasional selalu tidak terlepas dari pantauan negara oleh sebab peran pentingnya ini.

Peer Group. Agen sosialisasi politik lainnya adalah peer group. Peer group masuk kategori agen sosialisasi politik Primary Group. Peer group adalah teman-teman sebaya yang mengelilingi seorang individu. Apa yang dilakukan oleh teman-teman sebaya tentu sangat mempengaruhi beberapa tindakan kita, bukan ? Tokoh semacam Moh. Hatta banyak memiliki pandangan-pandangam yang sosialistik saat ia bergaul dengan teman-temannya di bangku kuliah di Negeri Belanda. Melalui kegiatannya dengan kawan sebaya tersebut, Hatta mampu mengeluarkan konsep koperasi sebagai lembaga ekonomi khas Indonesia di kemudian hari. Demikian pula pandangannya atas sistem politik demokrasi yang bersimpangan jalan dengan Sukarno di masa kemudian.

Media Massa. Media massa merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Tidak perlu disebutkan lagi pengaruh media massa terhadap seorang individu. Berita-berita yang dikemas dalam media audio visual (televisi), surat kabat cetak, internet, ataupun radio, yang berisikan perilaku pemerintah ataupun partai politik banyak mempengaruhi kita. Meskipun tidak memiliki kedalaman, tetapi media massa mampun menyita perhatian individu oleh sebab sifatnya yang terkadang menarik atau cenderung ‘berlebihan.’

Pemerintah. Pemerintah merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Pemerintah merupakan agen yang punya kepentingan langsung atas sosialisasi politik. Pemerintah yang menjalankan sistem politik dan stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan, di mana beberapa mata pelajaran ditujukan untuk memperkenalkan siswa kepada sistem politik negara, pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya. Pemerintah juga, secara tidak langsung, melakukan sosialisasi politik melalui tindakan-tindakannya. Melalui tindakan pemerintah, orientasi afektif individu bisa terpengaruh dan ini mempengaruhi budaya politiknya.
Partai Politik. Partai politik adalah agen sosialisasi politik secondary group. Partai politik biasanya membawakan kepentingan nilai spesifik dari warga negara, seperti agama, kebudayaan, keadilan, nasionalisme, dan sejenisnya. Melalui partai politik dan kegiatannya, individu dapat mengetahui kegiatan politik di negara, pemimpin-pemimpin baru, dan kebijakan-kebijakan yang ada.

di Pos Kan oleh
Samuel David Lee
21209554 - 1 EB 02

ILMU POLITIK DAN SOSIOLOGI

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh seluk beluk yang berhubungan dengan sosial. Banyak aspek yang dipelajari dalam ilmu sosiologi dimana berkait dengan kehidupan sosial, hubungan antar sesama, kekeluargaan, kasta, rumpun, bangsa, agama dan asosiasi kebudayaan, ekonomi dan organisasi politik, dari keseluruhan yang tersebut adalah pernyataan naluri dari khalayak sosial. Dapat diambil pernyataan bahwa masyarakat adalah lebih dahulu dari pada Negara.

Dahulu kala Negara hidup dikalangan masyarakat dengan sendirinya, dimana Negara tersebut berlanjut hingga ratusan ribu tahun dimanapun dan bervariasi pula dalam pertumbuhan dan pengembangannya. Bahkan sampai sekarang ini dimana berbagai bangsa telah menggapai kehidupan bermasyarakat akan tetapi tidak diperkuat oleh lembaga politik. Sosiologi adalah ilmu yang terkait kuat secara keseluruhan akan proses perkembangan kehidupan manusia, dimana jangkauan dan penjamahan ilmu sosilogi lebi luas layak pesatnya pertumbuhan manusia.

Disisi lain jangkauan ilmu politik bersifat terbatas. Ilmu politik bersifat menyusun atau mengatur disiplin atau aturan, dan mengenai secara praktis dengan keistimewaan dari aspek kehidupan sosial atau phenomena politik. Sosiologi juga mempelajari sesuatu yang tidak merupakan phenomena ilmu politik, sedangkan hak yang tidak merupakan phenomena perpolitikan bersifat diluar atau terlalu sulit dijangkau dengan ilmu politik.

Perbedaan dan Interasi Ilmu politik dan Sosiologi:

Gilchrist: mengatakan, didalam ilmu politik kita musti mengambil fakta- Fakta dan hukum dari asosiasi masyarakat, dimana fakta- fakta dan hukum tersebut merupakan kewajiban dari ilmu sosilogi dalam penentuan. Asal mula hukum- hukum dan pertumbuhan negara diputuskan oleh ilmu sosiologi dimana keistimewaannya diminati oleh para pelajar ilmu politik.

Giddings: menegaskan, Bagaimana musibah bagi kita yang mengajarkan teori Kenegaraan untuk masyarakat dimana kita sendiri atau masyarakat tersebut tidak mengetahui dasar ilmu sosiologi, maka pengajaran tersebut serupa dengan mengajarkan mereka tentang ilmu bintang atau ilmu pergerakan panas, dimana masyarakat bahkan kita sendiri tidak mengetahui syarat hukum dari pada Newtonian, maka sia- sialah. Abad ini metodologi dari ilmu sociologi dan hukum- hukum masyarakat secara keseluruhan ditemukan dengan terbuka sehingga ilmu politik juga turut berpengaruh. Demikian pula, ilmu sosiologi berhutang budi terhadap ilmu politik atas informasi yang berkenaan dengan organisasi dan aktifitas dalam Negara.

di Pos Kan Oleh..
Samuel David Lee
21209554 - 1 EB 02

SOSIALISASI, PARTISIPASI DAN KOMUNIKASI POLITIK

mari kita bahas mengenai, "Sosialisasi Politik" terlebih dahulu..

Banyak batasan mengenai sosialisasi politik yang dikemukakan oleh para ahli politik. Secara singkat sosialisasi politik dipandang sebagai proses penanaman nilai-nilai politik terhadap individu warga negara yang dilakukan oleh institusi politik, misalnya pemerintah, partai politik dan lembaga sejenis. Kedua, sosialisasi politik dipandang sebagai proses belajar individu mengenai berbagai hal mengenai politik, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung, dalam berbagai lingkungan kehidupannya. Tujuan dari kedua proses tersebut adalah pembentukan orientasi dan perilaku politik.

Dalam proses sosialisasi politik banyak agen yang terlibat di dalamnya. Beberapa di antaranya adalah keluarga, sekolah, teman bergaul, teman sekerja, media masa, dan organisasi atau kontak politik. Proses sosialisasi politik biasanya melalui mekanisme imitasi, instruksi dan motivasi. Melalui proses sosialisasi politik tersebut pada fase tertentu akan terbentuk identitas politik seseorang melalui proses identifikasi politik. Identitas tersebut tentu tidak bersifat tetap sepanjang waktu, melainkan bisa saja berubah.

Setelah itu kita bahas mengenai, "Partisipasi Politik" ...

Partisipasi berasal dari bahasa Latin, yang artinya "mengambil bagian". Dalam bahasa Inggris, partisipate atau partisipation berarti mengambil bagian atau mengambil peranan. Partisipasi politik berarti mengambil bagian atau mengambil peranan dalam aktivitas atau kegiatan politik suatu negara.

Partisipasi politik dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dilihat sebagai suatu kegiatan, partisipasi politik dapat dibedakan menjadi partisipasi aktif dan partisipasi pasif. Sementara itu dilihat dari kadar dan jenis aktivitasnya, Milbrath dan Goel membedakan partisipasi politik dalam beberapa kategori, yaitu: Apatis, Spektator, Gladiator, dan Pengeritik. Berbagai bentuk partisipasi lainnya dikemukakan oleh beberapa ahli lainnya seperti Goel dan Olsen, Huntington dan Nelson, dan penyusunannya lebih lengkap dan hirarkhis dikemukakan oleh Rush dan Althoff.

Partisipasi politik memiliki berbagai fungsi, di antaranya dikemukakan oleh Robert Lane, yakni sebagai sarana pemenuhan kebutuhan ekonomis, penyesuaian diri, mengejar nilai-nilai khusus, dan pemenuhan kebutuhan psikologis. Pendapat lain mengenai fungsi partisipasi politik ini dikemukakan pula oleh Arbi Sanit.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi politik di antaranya adalah kesadaran politik, apresiasi politik, modernisasi, status sosial ekonomi, media massa, kondisi pemerintah dan pemimpin politik, kondisi lingkungan dan sebagainya.

Di Indonesia partisipasi politik masyarakat dinilai relatif masih rendah. Karena itu perlu upaya peningkatan partisipasi politik melalui pendidikan politik atau peningkatan fungsi-fungsi institusi politik lain, termasuk peningkatan kondisi sosial ekonomi yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap peningkatan partisipasi politik masyarakat.

Dan yang terakhir si pastinya kita akan bahas, "Komunikasi Politik" ..

Pengertian sederhana dari komunikasi politik adalah Transmisi informasi yang relevan secara politis dari satu bagian sistem politik kepada sistem politik yang lain, dan antara sistem sosial dan sistem politik. Sebagaimana dapat dilihat pada setiap bagian dari sistem politik terjadi komunikasi politik, mulai dari proses penanaman nilai (Sosialisasi politik atau pendidikan politik). Sampai kepada pengartikulasian dan penghimpunan aspirasi dan kepentingan, terus kepada proses pengambilalihan kebijaksanaan, dan penilaian terhadap kebijaksanaan tersebut. Tiap-tiap bagian atau tahap itu dipersambungkan pula oleh komunikasi politik.

Demikianlah secara simultan timbal balik vertikal maupun horizontal dalam suatu sistem politik yang handal, sehat dan demokratis. Komunikasi politik terjadi pada tiap bagiannya dan pada keseluruhan sistem politik itu. Sistem politik seperti itu telah berhasil menjadikan dirinya sistem politik yang mapan dan handal, yaitu sistem politik yang mempunyai kualitas kemandirian yang tinggi untuk mengembangkan dirinya secara terus menerus.

Dalam sistem politik komunikasi politik merupakan salah satu fungsi yang sangat penting. Komunikasi politik menyalurkan aspirasi dan kepentingan politik rakyat yang menjadi input sistem politik dan pada waktu yang sama ia juga menyalurkan kebijakan yang diambil atau output sistem politik itu. Melalui komunikasi politik rakyat memberikan dukungan, menyampaikan aspirasi dan melakukan pengawasan terhadap sistem politik. Melalui itu pula rakyat mengetahui apakah dukungan, aspirasi dan pengawasan itu tersalur atau tidak sebagaimana dapat mereka simpulkan dari berbagai kebijakan politik yang diambil.

di Pos Kan oleh
-Samuel david Lee -
21209554 - 1 Eb 02

BUDAYA POLITIK di Indonesia.. ^^

apa itu, "Hakikat Budaya Politik" ???

Menurut Almond dan Verba pembicaraan mengenai budaya atau kebudayaan politik persis sama dengan kebudayaan ekonomi dan kebudayaan religius (keagamaan). Perbedaan terletak pada objeknya, objek kebudayaan politik adalah sistem dan proses politik, objek kebudayaan ekonomi adalah sistem dan proses ekonomi, sedangkan objek kebudayaan religius adalah sistem dan proses religi.

Menyimak penjelasan di atas, tampaknya konsepsi budaya politik lebih sempit dan lebih terfokus daripada pengertian budaya secara antropologis, baik subjeknya yang hanya menekankan pada segi pikirian, perasaan dan sikap manusia atau yang oleh Almond dan Verba disebut orientasi, maupun objeknya yang berfokus pada sistem politik dan bagian-bagiannya serta proses politik.

Almond dan Verba mengatakan di dalam objek yang berfokus pada sistem politik terdapat tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif dan evaluatif.

Sedangkan objek orientasi politik dapat digolongkan dalam beberapa objek. Pertama adalah sistem politik secara umum. Kedua adalah pribadi sebagai aktor politik. Ketiga bagian-bagian dari sistem politik yang dibedakan atas tiga golongan objek, yakni struktur khusus yang meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif; pemegang jabatan; dan proses input dan outut politik. Secara sederhana objek-objek politik ini dibagi atas empat objek, yakni : Sistem sebagai objek umum; objek-objek input; objek-objek output; dan pribadi sebagai objek.

Budaya politik suatu masyarakat berkembang dan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada dalam masyarakat itu. Bahkan dapat dikatakan bahwa kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh interaksi antar orientasi dan antar nilai.

di Indonesia tipe-tipe politiknya apa aja si???

Tipe budaya politik suatu masyarakat atau bangsa akan dapat terlihat setelah terlebih dahulu dilakukan survei terhadap individu-individu anggota masyarakat atau bangsa itu. Jadi budaya politik dalam masyarakat atau bangsa dapat diketahui melalui tipe-tipe budaya politik yang ada. Dengan kata lain, melalui pengukuran terhadap sejumlah sampel atau responden dari masyarakat atau bangsa akan diketahui tipe-tipe budaya politik masyarakat atau bangsa itu. Tipe-tipe budaya politik itu terlihat dari karakteristiknya, yaitu frekuensi (tingkat kognisi atau afeksi atau evaluasi terhadap objek-objek politik dari sejumlah sample atau anggota masyarakat) pada tiap-tiap sel sesuai dengan aspek dan objek politik yang ada.

Berdasarkan frekuensi atau tingkat orientasi politik anggota masyarakat, dalam hal ini tingkat kognisi, afeksi, dan evaluasinya terhadap objek-objek politik, terdapat tiga tipe budaya politik, yaitu parokial, subjek, dan partisipan.

Budaya politik parokial yang murni terdapat pada masyarakat yang memiliki sistem tradisional yang sederhana dengan tingkat spesialisaisi politik yang sangat minim. Contoh masyarakat yang memiliki budaya politik demikian adalah masyarakat suku-suku di Afrika atau komunitas-komunitas lokal yang otonom (kerajaan sentralistis) di Afrika atau di benua lain di dunia.

Budaya politik subjek yang murni terdapat pada masyarakat yang tidak memiliki struktur yang didiferensiasikan. Orientasi subjek dalam sistem politik yang telah mengembangkan pranata-pranata demokrasi lebih bersifat afektif dan normatif dari pada kognitif. Contoh dari tipe orientasi ini adalah golongan bangsawan Perancis. Mereka sangat menyadari akan adanya institusi demokrasi, tetapi secara sederhana hal ini tidak memberi keabsahan pada mereka.

Budaya politik partisipan adalah satu bentuk budaya yang anggota-anggota masyarakatnya cenderung memiliki orientasi yang nyata terhadap sistem secara keseluruhan, struktur dan proses politik serta administrative (objek-objek input dan output). Demikian pula anggota-anggota pemerintahan yang partisipatif secara menyenangkan atau sebaliknya diarahkan kepada berbagai objek politik yang serba ragam.

Kombinasi antara tipe-tipe budaya politik tersebut diatas dapat membentuk tipe-tipe budaya politik campuran. Secara konseptual ada tiga bentuk budaya politik campuran, yaitu:

1. Budaya subjek-parokial

Adalah tipe budaya politik yang sebagian besar penduduknya menolak tuntutan-tuntutan ekslusif (khusus) masyarakat kesukuan atau desa atau otoritas feodal dan telah mengembangkan kesetiaan terhadap sistem politik yang lebih kompleks dengan struktur-struktur pemerintahan pusat yang bersifat khusus. Bentuk budaya campuran ini merupakan peralihan atau perubahan dari pola budaya parokial (parokialisme lokal) menuju pola budaya subjek (pemerintahan yang sentralistis).

2. Budaya subjek-partisipan

Merupakan peralihan atau perubahan dari budaya subjek (pemerintahan yang sentralistis) menuju budaya partisipan (demokratis). Cara-cara yang berlangsung dalam proses peralihan dari budaya parokial menuju budaya subjek turut berpengaruh pada proses ini. Dalam proses peralihan ini, pusat kekuasaan parokial dan lokal turut mendukung pembangunan infrastruktur demokratis.

3. Budaya parokial-partisipan

Banyak terdapat pada negara-negara berkembang yang melaksanakan pembangunan politik. Di sejumlah negara ini pada umumnya budaya politik yang dominan adalah budaya parokial. Sedangkan norma-norma struktural yang diperkenalkan biasanya bersifat partisipan

Kegiatan Belajar 3
Budaya Politik Indonesia

Indonesia merupakan negara yang majemuk dalam arti budaya dan geografisnya. Keanekaragaman itu sudah pasti membawa pengaruh yang besar pada budaya politik bangsa kita. Banyaknya budaya daerah yang hadir dalam sistem budaya di negeri ini, telah menimbulkan begitu banyak sub budaya politik Indonesia, yang masing-masing memiliki jarak yang berbeda dengan struktur politik yang ada.

Negara Indonesia berdasarkan prinsip Bhineka Tunggal Ika, sehingga semua bentuk sub budaya politik yang ada di tanah air adalah budaya politik Indonesia. Dengan sendirinya pernyataan ini mengandung arti bahwa apa yang disebut sebagai budaya politik nasional adalah kombinasi antara semua sub budaya politik.

Dalam proses pembentukan budaya politik Indonesia ini, terdapat beberapa unsur yang berpengaruh, yakni:

1. Unsur sub budaya politik yang berbentuk budaya politik asal
2. Unsur sub budaya politik yang berasal dari luar lingkungan tempat budaya politik asal itu berada.
3. Budaya politik nasional

Menurut Nazarudin Syamsudin budaya politik Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika, karena simbol ini sudah dikenal oleh bangsa Indonesia. Sedangkan menurut Moerdiono budaya politik Indonesia adalah Demokrasi Pancasila. Karena Pancasila merupakan pandangan hidup dan dasar negara bangsa Indonesia.

Namun sesunguhnya budaya politik Indonesia belum terbentuk dengan mapan karena sub-sub budaya politik sudah terbentuk lebih dahulu sehingga lebih mewarnai jiwa masyarakatnya. Proses pematangan budaya politik Indonesia dapat di tempuh dengan berbagai cara. Salah satu cara adalah lewat kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Secara teoritis budaya politik berfungsi menumbuhkan kesetiaaan dan pengakuan rakyat terhadap hak-hak negara, di samping mengarahkan menuju terciptanya konsensus normatif.


di Pos Kan oleh
-Samuel david Lee -
21209554 - 1 Eb 02

STRUKTUR DAN LEMBAGA POLITIK

Pasti kita selama ini beratanya-tanya, "apa si STRUKTUR dan LEMBAGA POLITIK?? trus ada apa aja si di materi ini??" secara sekilas akan saya bahas itu, agar Anda semua bisa lebih memahami dan mengerti tentang materi ini.. ^^

Struktur politik adalah susunan komponen-komponen politik yang saling berhubungan satu sama lain atau secara fungsional diartikan sebagai pelembagaan hubungan antara komponen-komponen yang membentuk sistem politik. Struktur politik suatu negara menggambarkan susunan kekuasaan di dalam negara itu.

Struktur politik mempunyai kaitan yang erat dengan struktur-struktur lainnya yang ada di dalam masyarakat, seperti struktur ekonomi, struktur sosial, dan struktur budaya. Keseluruhan struktur-struktur ini membentuk bangunan masyarakat.

Struktur politik Indonesia diatur dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, yang secara garis besar terdiri atas suprastruktur dan infrastruktur politik. Berdasarkan kategori lain, struktur politik dibagi atas struktur politik formal dan struktur politik informal.

setelah mengerti tentang politik sekarang akan saya bahas mengenai lembaga politik itu sendiri... ^^

Lembaga politik adalah badan yang berisikan lembaga-lembaga yang menjalankan fungsi-fungsi politik dalam sistem politik suatu negara. Perbedaan pokok dengan struktur poli-tik terletak pada tugas masing-masing lembaga yang lebih terperinci dan jelas. Dengan kata lain struktur menunjuk pada susunan komponen-komponen dari kekuasaan politik negara, sedangkan lembaga-lembaga politik merupakan perwujudan dari komponen-komponen tersebut secara kongkrit dalam bentuk badan politik.

Lembaga-lembaga politik Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Lembaga-lembaga politik di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat
2. Presiden dan Wakil Presiden
3. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
6. Mahkamah Agung (MA), dan
7. Pemerintahan Daerah

Lalu, apa pula yang dimaksud dengan rekrutmen politik?? dan apa aja si bentuk-bentuk rekrutmen politik??? ... ^^

Rekrutmen politik adalah proses pengisian jabatan-jabatan politik pada lembaga-lembaga politik, termasuk dalam jabatan dalam birokrasi atau administrasi negara dan partai-partai politik. Rekrutmen politik mempunyai fungsi yang sangat penting bagi suatu sistem politik, karena melalui proses ini orang-orang yang akan menjalankan sistem politik ditentukan. Rekrutmen politik pada dasarnya merupakan fungsi penyeleksian untuk jabatan dan seleksi kepemimpinan.

Ada beberapa bentuk rekrutmen politik, di antaranya adalah penyortiran atau penarikan undian, rotasi, perebutan kekuasaan, patronage, dan ko-opsi.

Rekrutmen politik di Indonesia tampaknya masih didominasi oleh pemerintah. Bahkan berdasarkan bentuk yang ada rekrutmen politik di Indonesia bisa dikategorikan patronage.

sekian sekilas yang bisa saya jelaskan..
semoga Anda lebih memahami lagi yaaa..
dan sering-seringlah berkunjung ke blog ini...
^^

di Pos Kan oleh
-Samuel david Lee -
21209554 - 1 Eb 02

HAKIKAT SOSIOLOGI POLITIK

hal pertama yang akan dibahas adalah "Apa si Pengertian dan Hakikat Sosiologi Politik?? "

Istilah sosiologi politik berasal dari dua kata, yaitu sosiologi dan politik. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, kelompok-kelompok sosial, dan tingkah laku individu baik individual maupun kolektif dalam konteks sosial. Politik atau ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kekuasaan sebagai konsep inti. Konsep-konsep lain sebagai objek studi politik adalah negara, pengambilan keputusan, kebijaksanaan, distribusi dan alokasi.

Oleh para ahli sosiologi, sosiologi politik didefinisikan sebagai cabang atau spesialisasi dari sosiologi. Duverger bahkan menganggap sosiologi politik sama dengan ilmu politik. Para ahli ilmu politik memAndang sosiologi politik sebagai bidang subjek (subject area) studi yang mempelajari politik dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Dalam mata kuliah ini sosiologi politik dipAndang sebagai bidang studi yang bersifat interdisipliner, yang mempelajari konsep-konsep sosiologi, politik, dan masalah-masalah politik yang ditinjau secara sosiologis.

Lalu yang kedua, bagaimana dengan perkembangan sosiologi politik??

Asal mula sosiologi politik sebagai bidang suatu studi sulit ditetapkan secara pasti. Namun hal ini bisa ditelusuri dari karya-karya sosiolog atau ilmuwan politik mengenai tema-tema sosiologi politik. Dua tokoh besar yang bisa dianggap sebagai "bapak pendiri" sosiologi politik karena karyanya yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosiologi politik, baik dalam hal teori atau konsep dan metodologi ialah Karl Marx dan Max Weber. Beberapa tokoh lain yang memberikan sumbangan terhadap perkembangan sosiologi politik ialah Alexis de Tocqueville, Walter Bagehot, Gabriel Tarde, Vilfredo Pareto, Gaetano Mosca, Ostrogroski, Roberto Michels, Stuart Rice, Harold Laswell, Gabriel Almond, Sidney Verba, James Coleman, dan Seymour Martin Lipset

trus, apa si Pendekatan dan Peranan Sosiologi Politik itu???

Pendekatan adalah orientasi khusus atau titik pAndang tertentu yang digunakan dalam studi atau penelitian sosiologi politik. Ada 4 pendekatan yang umum dilakukan dalam studi sosiologi politik, yaitu :
(1) pendekatan historis,
(2) pendekatan komparatif,
(3) pendekatan insttitusional, dan
(4) pendekatan behavioral.

Metode adalah cara yang dilakukan dalam studi sosiologi politik termasuk teknik analisa data guna mengambil kesimpulan. Ada dua metode yang dikenal, yaitu
(1) metode kuantitatif, yang menggunakan data-data kuantitatif (angka-angka) dan tes-tes statistika dalam pengambilan kesimpulan,
(2) metode kualitatif, yang menggunakan data-data kualitatif (verbal) dan tidak menggunakan teknik-teknik statistika dalam mengambil kesimpulan.

Untuk memperoleh data bisa menggunakan teknik wawancara, studi kasus, pengamatan baik terlibat maupun tidak atau teknik lainnya. Teori dan model digunakan pula dalam studi-studi sosiologi politik guna memberikan pedoman bagi pelaksanan penelitian.

Sosiologi politik, melalui penelitian-penelitian yang dilakukan dapat berperan dalam pembangunan, khususnya pembangunan politik. Peranan tersebut terutama dalam menyediakan data-data hasil penelitian guna keperluan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.

di Pos Kan oleh
-Samuel david Lee -
21209554 - 1 Eb 02

Selasa, 02 Februari 2010

JADWAL KULIAH 1EB02 ATA 09/10

KELAS HARI MATA KULIAH WAKTU RUANG DOSEN
1EB02 Senin Pengantar Komputer & TI 2C 3/4 G135 SIWI PRIHATININGSIH
1EB02 Senin Bahasa Inggris 2 6/7 G227 SUCI BUDIWATY
1EB02 Senin Pengantar Akuntansi 2 8/9/10 G227 CHRISTINA WULANDARI

1EB02 Selasa Pengantar Komputer & TI 2B 1/2 D031 ERMA SOVA
1EB02 Selasa Pengantar Manajemen 3/4 D031 SEPTI MARIANI TIS'A
1EB02 Selasa Pengantar Ekonomi 2 * 6/7 D031 ELVIA FARDIANA
1EB02 Selasa Perekonomian Indonesia 8/9 D031 YUSYE MILAWATY

1EB02 Sabtu Matematika Ekonomi 2 ** 1/2 G228 NURICHWAN
1EB02 Sabtu Sosiologi dan Politik # 3/4 G228 TATI SUNARTI
1EB02 Sabtu Pengantar Komputer & TI 2A 6/7 G228 TEUKU YUNUFA

Berlaku mulai: 08 Feb 2010

Keterangan:
#) Mata Kuliah Softskill

BLM TERMASUK JADWAL PRAKTIKUM YAA ...