VIVAnews - Dengan berat hati, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama lagi-lagi menunda kunjungannya ke Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memahami kondisi AS yang sedang tertimpa bencana besar lingkungan hidup.
"Tadi nada dari Presiden Obama itu cukup berat, karena saya mendampingi Presiden (SBY) menerima telepon tadi. Ucapannya dengan berat hati," kata Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri, Dino Patti Djalal, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat 4 Juni 2010.
Menurut Dino, komunikasi dua kepala negara itu berlangsung sekitar 10 menit. Obama dengan amat menyesal meminta maaf atas penundaan kedua ini. "Presiden (SBY) menjawab dengan ikhlas dan legowo sebagai seorang sahabat," ujarnya lagi.
Dino menegaskan, penundaan ini semata-mata karena masalah bencana lingkungan. Tidak ada faktor lain. Dan itu membuat Obama harus berada di dalam negeri.
Penundaan Obama dikarenakan krisis bocornya sumur minyak di kilang milik British Petroleum (BP), yang meledak lebih dari sebulan lalu. Itu menjadi isu nasional di Negeri Paman Sam.
"Presiden Yudhoyono juga menyatakan akan sulit meninggalkan Indonesia di tengah bencana alam di dalam negeri sewaktu bencana tsunami, beliau (SBY) bisa mengerti keputusan Presiden Obama," kata Dino.
SBY bisa memahami sepenuhnya, perlunya seorang kepala negara untuk menangani bencana lingkungan yang terburuk sepanjang sejara AS. Kedua kepala negara sepakat untuk menentukan tanggal yang tepat.
"Presiden juga menyampaikan simpati mendalam, keprihatinan atas bencana minyak di Meksiko dan semoga dampak lingkungannya dapat segera dipulihkan kembali," jelas dia. (sj)
Samuel David Lee
21209554
1 EB 02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar