Jumat, 26 Agustus 2011

Sejarah Gereja Katedral Jakarta ~ St. Perawan Maria Diangkat ke Surga

Gereja Katedral bernama Gereja "Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga" telah berusua 110 tahun.

Sejarah awal perkembangan Gereja Katedral. Pada Awalnya misa kudus pertama dirayakan di rumah F. C. H. Assmuss pada tanggal 10 April 1808, pada bulan berikutnya sebuah rumah gedek di pojok barat daya Lapangan Banteng digunakan, sampai bekas kapel Protestan di Gang Kenanga, Senen diberikan oleh pemerintah pada masa itu th 1810. Tanggal 6 November 1829, gereja dipindah ke lokasi sekarang, di mana pada mulanya terdapat rumah dinas bekas kediaman panglima tentara Jenderal de Kock. tempat tersebut dibeli oleh Pengurus gereja dari umat Katolik saat itu dengan harga khusus dan dilunasi dalam setahun tanpa bunga. Bangunan dua bris pilar. di sebelah timur sebagian dari rumah asli tetap dipertahankan untuk kediaman pastor. Altar agungnya merupakan hadiah dari Komisaris Jenderal du Bus Gisignies. Gereja dengan panjang 35 meter dan lebar 17 meter diberkati pada tanggal 6 November 1829 oleh Monseigneur Prinsen yang merupakan Prefek Apostolik kedua, dan diberi nama "Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga". seiring berjalannya waktu gereja tersebut mengalami banyak kerusakan hingga akhirnya bangunan gereja ambruk pada 9 April 1890. untuk sementara waktu, misa diselenggarakan di dalam garasi kereta kuda yang disesuaikan fungsinya untuk gereja darurat.

Para imam dan umat mulai mengupayakan dibangunnya gereja yang baru di lokasi yang sama. Tanggal 1 November 1890 ditanda tangani sebuah kontrak antara Monseigneur Claessens dan pengusaha Leykam untuk pembelian tiga juta batu bata. Pastor Antonius Dijkmans, SJ menjadi perencana dan arsitek pembangunan gereja. Pertengahan tahun 1891 mulai dilakukan perletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan gereja. Karena keterbatasan dana setelah kurang lebih setahun pembangunan terpaksa dihentikan. Pastor Antonius Dijkmans, SJ harus pulang ke Belanda karena sakit tahun 1894. Uskup baru, Mgr E. S. Luypen, SJ mengumpulkan dana di Belanda dan insinyur M. J. Hulswit melanjutkan pembangunan tersebut. Batu “pertama” diletakkan dan diberkati pada tanggal 16 Januari 1899 sebagai tanda dimulainya lagi pembangunan gereja katedral ini. Akhirnya “De Kerk van Onze Lieve Vroewe ten Hemeloneming” – “ Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga” diresmikan pada 21 April 1901 dalam upacara meriah yang dihadiri pejabat teras dan sejumlah besar umat.

Mgr. Luypen merayakan Misa Pontifikal, yang di iringi paduan suara Caecilia, yang didirikan oleh C. G. M. van Arcken (1901). P. Van Santen berkotbah dengn tema: “Kerajaan surga seumpama biji sesawi” (Lukas 13, 19). Namun Katedral baru dikonsekrasikan, yaitu diberkati secara resmi, pada tahun 1962, karena pada tahun itu dipasang altar tetap (yakni altar yang tidak bisa diangkat dan dipindah).

Sama seperti pada banyak gereja, denah dasar Katedral berbentuk salib sepanjang 60 meter, lebar bagian utama yaitu 20 meter ditambah 5 meter di setiap sisinya. Diatas kedua sisi itu terdapat gaeri pada ketinggian tujuh meter, tempat untuk paduan suara. Langit-langit dibuat dari kayu untuk mengantsipasi gempa bumi, jadi bukan dari batu seperti lazimnya. Tinggi langit-langit itu 17 meter. Sebuah menara kecil di atas dan ditengah-tengah bubungan atap, yaitu Menara Angelus Dei, menjulang setinggi 45 meter dari lantai. Di bagian tampak depan Katedral, dimasing-masing sisi kiri dan kanan terdapat menara. Di sisi bersebelahan dengan wisma Keuskupan Agung terdapat Menara Benteng Daud yang melambungkan Maria sebagai perlindungan terhadap kuasa-kuasa kegelapan. Di sisi sebelah Lapangan Banteng, Menara Gading, gading yang putih dan murni melambangkan keperawanan Maria. Ketiga menara ini bergaya Neo-Gotik ini. Di antara kedua menara tinggi terdapat Rozerta (jendela bundar) yang melambangkan Rosa Mystica, lambing Bunda Maria. Di pintu masuk utama gereja terdapat hiasan Patung Maria dan pada bagian atas pintu terdapat tulisan, “Beatam me Dicentes Omnes Gnerationes” yang artinya “Semua keturunan menyebut aku bahagia”.

Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga memberikan kepada masing-masing kita pengharapan besar sementara kita merenungkan satu sisi ini dari Bunda Maria. Maria menggerakkan kita dengan teladan dan doa agar bertumbuh dalam rahmat Tuhan, agar berserah pada kehendakNya, agar mengubah hidup kita melalui kurban dan penitensi, dan mencari persatuan abadi dalam kerajaan surga.

Proficiat ! Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga \(^.^)/

Minggu, 14 Agustus 2011

Inflasi dan Tingkat Suku Bunga

PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO

Samuel David Lee

samzzlee@yahoo.com

Faculty of Economic, Accounting Departement, Gunadarma University

2011

ABSTRACT

Inflasi dengan tingkat menabung masyarakat sangatlah erat kaitannya dan saling mempengaruhi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan menekan uang beredar. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta maupun bank-bank pemerintah berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Faktor internal ternyata paling berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka yang artinya bahwa kinerja Perbankan itu sendiri lebih mempengaruhi dalam penetapan tingkat suku bunga deposito dibandingkan dengan faktor eksternal yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini. Inflasi bisa menjadi pertanda yang baik dan buruk bagi suatu Negara.

Keyword: Suku Bunga, Deposito, Inflasi


For My full Paper: Download for Full Here :)

Jangan lupa bila mengutip tulis sumbernya yaa ^^